Ketika Cinta Bertasbih...novel populer Islam




A. Identitas Buku

  1. Judul Buku: Ketika Cinta Bertasbih
  2. Penulis: Habiburarahman El Shirazy
  3. Penerbit: Republika
  4. Cetakan: 2007
  5. Jumlah Halaman: 477 halaman
  6. Tebal Buku: 2 cm
  7. Ukuran Buku: 20,5 cm x 13,5 cm

B. Sinopsis

Seorang mahasiswa peraih beasiswa S1 asal Indonesia, Khairul Azzam, yang memiliki keahlian dalam memasak terpaksa harus memolorkan masa kuliahnya menjadi 9 tahun walaupun ia sempat mendapatkan nilai sempurna di tingkat 1. Azzam mendapatkan amanah yang berat semenjak ayahnya di kampung halaman meninggal dunia. Ia, sebagai anak tertua, harus menanggung kebutuhan keluarganya di kampung dengan cara membuat tempe dan bakso untuk dipasarkan di lingkungan KBRI di Kairo.

Karena Azzam sering bergaul di lingkungan KBRI, akhirnya ia mengenal putri seorang Duta Besar yaitu Eliana Pramesthi Alam. Eliana, seorang gadis cantik dan cerdas lulusan Perancis sempat membuat Azzam jatuh cinta. Namun sifat Eliana mencerminkan hidupnya yang hedonis karena lingkungan Eliana yang jauh dari nilai-nilai Islam. Azzam agak ragu untuk melangkahkan kakinya untuk mendekati Eliana. Azzam teringat pesan pak Ali, seorang supir KBRI, untuk mencari gadis lain saja untuk ia pinang.

Pak Ali berpesan padanya bahwa ada seorang putri cantik seorang Kiai Pesantren bernama Kiai Luthfi Hakim nan sholehah yang lebih pantas bersamanya dibandingkan Eliana yang memiliki sifat yang bertolak belakang dengan Azzam. Gadis yang dimaksud Pak Ali yaitu bernama Anna Althafunnisa, gadis cerdas yang sedang mengambil S-2 di Kuliyyatul Banaat Al Azhar – Cairo. Azzam harus segera melamar Anna sebelum didahului oleh orang lain.

Akhirnya Azzam berkeinginan melamar Anna, walaupun ia belum pernah bertemu dengan Anna. Ia melamar Anna melalui paman Anna yaitu Ustadz Mujab yang sedang berada di Cairo. Namun ternyata gadis yang akan ia lamar telah dilamar terlebih dahulu oleh orang lain. Pria yang telah melamar Anna ternyata Furqon, sahabatnya yang pernah satu atap bersamanya. Furqon, seorang mahasiswa S-2 asal Indonesia yang kaya dan cerdas. Azzam merasa begitu rendah diri pada saat itu. Sayangnya Furqon mendapatkan musibah yaitu penyakit HIV-AIDS yang membuatnya bingung untuk tetap istiqomah atau tidak dalam komitmennya melamar Anna.

Suatu saat, Azzam mendapatkan kabar dari adiknya, Ayyatul Husna, bahwa ia tidak perlu menanggung keuangan keluarga di kampung. Husna telah lulus kuliah dari UNS dan berhasil diterima sebagai psikolog dan penulis. Husna juga mampu membiayai adiknya kuliah D-3 dan adik terakhirnya bersekolah di pesantren. Jadi Azzam dapat meneruskan kuliahnya tanpa beban.

Kerinduan Azzam pada keluarga dan kampung halaman tidak terbendung lagi. Ia bertekad untuk serius dalam belajar dan akhirnya berhasil lulus. Lalu Azzam kembali ke keluarganya di Indonesia.

C. Intrinsik

1. Tema: Romantis Relijius

2. Alur: Campuran

3. Setting:

Sebuah kota di Mesir, bernama Cairo. Setting dalam cerita didominasi oleh keindahan kota metropolis Cairo yang dipenuhi terang-benderangnya lampu kota dan banyaknya bangunan (seperti kampus, slah satunya Universitas Al Azhar). Sebagian cerita juga bersetting di salah satu pantai di Mesir.

Penokohan:

Khairul Azzam: sederhana, pekerja keras, bertanggung jawab, sholeh

Anna Althafunnisa: lembut, sholehah, cerdas

Furqan: cerdas

Eliana: supel, hedonis, cerdas

D. Ekstrinsik

1. Biografi

Habiburrahman el-Shirazy (lahir di Semarang, Jawa Tengah, Kamis, 30 September 1976) adalah sarjana Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir dikenal sebagai dai, novelis, penyair, dan suami dari Muyasaratun Sa’idah. Memulai pendidikan menengahnya di MTs Futuhiyyah 1 Mranggen sambil belajar kitab kuning di Pondok Pesantren Al Anwar, Mranggen, Demak di bawah asuhan K.H. Abdul Bashir Hamzah. Pada tahun 1992 ia merantau ke kota budaya Surakarta untuk belajar di Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK) Surakarta, lulus pada tahun 1995. Setelah itu melanjutkan pengembaraan intelektualnya ke Fakultas Ushuluddin, Jurusan Hadist Universitas Al-Azhar, Kairo dan selesai pada tahun 1999. Pada tahun 2001 lulus Postgraduate Diploma (Pg.D) S2 di The Institute for Islamic Studies di Kairo yang didirikan oleh Imam Al-Baiquri.

Selama di Kairo, ia telah menghasilkan beberapa naskah drama dan menyutradarainya, di antaranya: Wa Islama (1999), Sang Kyai dan Sang Durjana (gubahan atas karya Dr. Yusuf Qardhawi yang berjudul ‘Alim Wa Thaghiyyah, 2000), Darah Syuhada (2000). Tulisannya berjudul, Membaca Insanniyah al Islam dimuat dalam buku Wacana Islam Universal (diterbitkan oleh Kelompok Kajian MISYKATI Kairo, 1998). Berkesempatan menjadi Ketua TIM Kodifikasi dan Editor Antologi Puisi Negeri Seribu Menara Nafas Peradaban (diterbitkan oleh ICMI Orsat Kairo)

Beberapa karya terjemahan yang telah ia hasilkan seperti Ar-Rasul (GIP, 2001), Biografi Umar bin Abdul Aziz (GIP, 2002), Menyucikan Jiwa (GIP, 2005), Rihlah ilallah (Era Intermedia, 2004), dll. Cerpen-cerpennya dimuat dalam antologi Ketika Duka Tersenyum (FBA, 2001), Merah di Jenin (FBA, 2002), Ketika Cinta Menemukanmu (GIP, 2004), dll.

Beberapa karya terjemahan yang telah ia hasilkan seperti Ar-Rasul (GIP, 2001), Biografi Umar bin Abdul Aziz (GIP, 2002), Menyucikan Jiwa (GIP, 2005), Rihlah ilallah (Era Intermedia, 2004), dll. Cerpen-cerpennya dimuat dalam antologi Ketika Duka Tersenyum (FBA, 2001), Merah di Jenin (FBA, 2002), Ketika Cinta Menemukanmu (GIP, 2004), dll.

Karya-karyanya banyak diminati tak hanya di Indonesia, tapi juga negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Brunei. Karya-karya fiksinya dinilai dapat membangun jiwa dan menumbuhkan semangat berprestasi pembaca. Diantara karya-karyanya yang telah beredar dipasaran adalah Ayat-Ayat Cinta (telah dibuat versi filmnya, 2004), Di Atas Sajadah Cinta (telah disinetronkan Trans TV, 2004), Ketika Cinta Berbuah Surga (2005), Pudarnya Pesona Cleopatra (2005), Ketika Cinta Bertasbih 1 (2007), Ketika Cinta Bertasbih 2 (Desember, 2007) dan Dalam Mihrab Cinta (2007). Kini sedang merampungkan Langit Makkah Berwarna Merah, Bidadari Bermata Bening, dan Bulan Madu di Yerussalem. (disadur dari Wikipedia.com)

2. Latar Belakang Sejarah dan Sosial

Cerita dalam novel Ketika Cinta Bertasbih berlatar belakang di Mesir. Kisah hidup seorang pemuda Indonesia yang belajar di Universitas Al Azhar. Azzam, nama tokoh utama dalam novel ini. Ia memiliki kesulitan hidup yang membuatnya terombang-ambing dalam cobaan hidupnya.

Kang Abik, sang pengarang, menulis cerita ini berdasarkan pengalaman hidupnya yang pernah bersekolah di Universitas Al Azhar. Ia menuliskan banyak cerita yang menggambarkan hidup seorang lelaki Indonesia. Sebagai contoh, novelnya yang lain yaitu Ayat-ayat Cinta. (profil diambil dari novel Habiburahman El Shirazy)

0 komentar:

Post a Comment

Cantumkan nama Anda ya sebelum berkomentar..

Pinterest Gallery

Pages

Sponsor


widget