Harap

Waduh,,kok jadi gak tenang begini.
Katanya bakal ada UMB 2009 di KOMPAS, 23 Desember 2008.
Trus ada SIMAK UI.

Semoga saya bisa menjalani semua ujian itu dengan baik dan lulus. Amiin!

Hari Ini, hari istimewa

22 Desember=Hari ibu

Hari ini kita sedang menjalani hari istimewa yaitu hari ibu. Seorang makhluk rupawan nan penuh kasing sayang yang merelakan kasih sayangnya untuk anaknya tercinta.

Kasih ibu kepada beta
tak terhingga sepanjang masa
hanya memberi
tak harap kembali
bagai sang surya menyinari dunia


Lagu taman kanak-kanak ini sungguh menyiratkan kasih sayang ibunda tercinta.

Hanya memberi tak harap kembali, itulah kasih sayang ibu.

Bayangkan jika kita harus membayar 'ganti rugi' ibu selama kita di rahim ibu hingga dewasa...Sanggupkah?
Jelas tidak!

Wew, biaya rasa sakit ketika hamil, melahirkan, menyusui, mendidik, dll tak akan pernah terbalas oleh kita. Namun, bagaimana dengan ibu? Apa ibu berharap kita membalasnya?
Tidak!

Puisi di bawah ini menggambar cinta ibu pada kita...

Anakku,…
Bila ibu boleh memilih
Apakah ibu berbadan langsing atau berbadan besar karena mengandungmu
Maka ibu akan memilih mengandungmu…
Karena dalam mengandungmu ibu merasakan keajaiban dan kebesaran Allah

Sembilan bulan nak,… engkau hidup di perut ibu
Engkau ikut kemanapun ibu pergi
Engkau ikut merasakan ketika jantung ibu berdetak karena kebahagiaan
Engkau menendang rahim ibu ketika engkau merasa tidak nyaman, karena ibu kecewa dan berurai air mata…

Anakku,…
Bila ibu boleh memilih apakah ibu harus operasi caesar, atau ibu harus berjuang melahirkanmu
Maka ibu memilih berjuang melahirkanmu
Karena menunggu dari jam ke jam, menit ke menit kelahiranmu
Adalah seperti menunggu antrian memasuki salah satu pintu surga
Karena kedahsyatan perjuanganmu untuk mencari jalan ke luar ke dunia sangat ibu rasakan
Dan saat itulah kebesaran Allah menyelimuti kita berdua
Malaikat tersenyum diantara peluh dan erangan rasa sakit,
Yang tak pernah bisa ibu ceritakan kepada siapapun

Dan ketika engkau hadir, tangismu memecah dunia
Saat itulah… saat paling membahagiakan
Segala sakit & derita sirna melihat dirimu yang merah,
Mendengarkan ayahmu mengumandangkan adzan,
Kalimat syahadat kebesaran Allah dan penetapan hati tentang junjungan kita Rasulullah di telinga mungilmu

Anakku,…
Bila ibu boleh memilih apakah ibu berdada indah, atau harus bangun tengah malam untuk menyusuimu,
Maka ibu memilih menyusuimu,
Karena dengan menyusuimu ibu telah membekali hidupmu dengan tetesan-tetesan dan tegukan tegukan yang sangat berharga
Merasakan kehangatan bibir dan badanmu didada ibu dalam kantuk ibu,
Adalah sebuah rasa luar biasa yang orang lain tidak bisa rasakan

Anakku,…
Bila ibu boleh memilih duduk berlama-lama di ruang rapat
Atau duduk di lantai menemanimu menempelkan puzzle
Maka ibu memilih bermain puzzle denganmu

Tetapi anakku…
Hidup memang pilihan…
Jika dengan pilihan ibu, engkau merasa sepi dan merana
Maka maafkanlah nak…
Maafkan ibu…
Maafkan ibu…
Percayalah nak, ibu sedang menyempurnakan puzzle kehidupan kita,
Agar tidak ada satu kepingpun bagian puzzle kehidupan kita yang hilang
Percayalah nak…
Sepi dan ranamu adalah sebagian duka ibu
Percayalah nak…
Engkau adalah selalu menjadi belahan nyawa ibu…

Ratih Sanggarwati (Ratih Sang)
Jakarta, 21 Agustus 2004


Maka tak salah bila kita mengutamakan kepentingan ibu dibandingkan ayah. Hal itu berkaitan dengan hadist Rasulullah di bawah ini

Seorang sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, siapa yang paling berhak memperoleh pelayanan dan persahabatanku?” Nabi Saw menjawab, “ibumu…ibumu…ibumu, kemudian ayahmu dan kemudian yang lebih dekat kepadamu dan yang lebih dekat kepadamu.” (Mutafaq’alaih).

Maka, apa salahnya jika hari ini kita memberi dekapan dan ciuman hangat untuk ibu sambil berkata..."Selamat hari ibu!". Lebih baik lagi jika kita memberikan hadiah sebagai tanda rasa cinta kita pada ibu tercinta.

Tamasya Kampus

Assalamu'alaikum Wr Wb

Waduh-waduh...niatnya gak mau mikirin blog lagi karena tinggal
68 hari lagi SIMAK UI akan datang. Ckckck...

Tapi mau gimana lagi donk?? Kemarin saya gak sempet nulis karena...ya gak sempet...(hehehe)

Yap! Kemarin, saya bersama teman-teman seperjuangan (cieelah..) pergi menuju kampus UI Depok (Insya Allah akan menjadi kampus kami..Amin!)

Kami merasakan bagaimana kehidupan di sana...ternyata rasanya akan begitu indah. Sepulang dari sana, saya merasa lebih termotivasi lagi untuk mengejar cita-cita saya....

Hehe...maaf ya gak bisa bocorin dulu mau masuk jurusan apa.Tapi doain aja supaya Allah meridhoi saya untuk bisa lulus SIMAK UI 2009 nanti...OK!

Pagi Ini

Pagi ini, saya mendapatkan bulletin di friendster dari seorang adik kelas di SMP. Bulletin ini berisikan puisi karya Rendra yang membuatku 'tersentil' bahwa Tuhan itu kekasih dan bukanlah mitra dagang.

Berikut kutipan puisinya...
Sering kali aku berkata, ketika orang memuji milikku,
bahwa sesungguhnya ini hanya titipan
Bahwa mobilku hanya titipan Nya, bahwa rumahku hanya titipan Nya,
bahwa hartaku hanya titipan Nya
Tetapi, mengapa aku tidak pernah bertanya, mengapa Dia menitipkan padaku?
Untuk apa Dia menitipkan ini padaku?
Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milik Nya ini?
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yg bukan milikku?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh
Nya?
Ketika diminta kembali, kusebut itu sebagai musibah,
kusebut itu sebagai ujian, kusebut itu sebagai petaka,
kusebut dengan panggilan apa saja yang melukiskan bahwa itu adalah derita
Ketika aku berdoa, kuminta titipan yg cocok dengan hawa nafsuku,
aku ingin lebih banyak harta, lebih banyak mobil, lebih banyak rumah,
lebih banyak popularitas, dan kutolak sakit, kutolak kemiskinan.
Seolah semua "derita" adalah hukuman bagiku
Seolah keadilan dan kasih Nya harus berjalan seperti matematika:
"aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh dariku,
dan nikmat dunia kerap menghampiriku
Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang, dan bukan kekasih
Kuminta Dia membalas "perlakuan baikku" dan
menolak keputusan Nya yang tak sesuai keinginanku,
Gusti, padahal tiap hari kuucapkan, hidup dan matiku hanyalah untuk
beribadah...
"Ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja"
WS Rendra
Saya harap mulai pagi ini kita bisa menjadikan-Nya kekasih yang selalu kita ceritakan senang, keluh-kesah kita dan kita selalu mengharap pada-Nya.

Hhhmmm...pendidikan?

Astaghfirullah...
biaya pendidikan kok mahal banget.

Bagaimana kaum miskin uang ingin menyekolahkan anaknya?
Ingin pintar tapi malah dicegah. Ingin merubah nasib tapi malah dihalau.

Apakah pendidikan hanya untuk kaum 'berada' saja?

Review Buku "Hati Sebening Mata Air"

Wew...saya sedang membaca buku bagus banget karya Amru Khalid...judulnya "Hati Sebening Mata Air". Walaupun baru baca 2 bab dari 10 bab, namun saya ingin bagi-bagi tentang hikmah yang saya dapat. Jadi kedua bab itu ceritanya tentang keikhlasan yang sangat sulit untuk diraih tapi masih ada kesempatan untuk menggenggamnya dengan erat. Memang semakin ikhlas kita melakukan sesuatu, setan akan semakin gencar menggoda agar kita menyekutukan keridhoan Allah SWT. Bahkan Allah berfirman yang intinya apabila kita melakukan sesuatu bukan semata-mata untuk Allah, Allah tak akan membalas amal kita tersebut. Mungkin inilah kutipannya... Nabi Muhammad SAW pernah bersabda:
"Sesungguhnya sesuatu yang paling aku takutkan dari kalian adalah syirik kecil" Sahabat bertanya "Apakah syirik kecil?" Rasul "Riya" Dan Allah akan berkata kepada orang-orang yang riya di hari kiamat "Pergilah kalian kepada orang yang memamerkan amalan kalian pada mereka dan apakah kalian mendapatkan balasan dari mereka" (HR. Imam Ahmad dan Al-Baihaqi)

Ya ampun, menyeramkan sekali bukan??!!

Lalu ada pula hadist yang tak kalah mengerikan, mari kita simak...

Nabi bersabda:"Sungguh, orang yang pertama kali merasakan neraka pada hari kiamat..." Yakni, ada tiga golongan yang pertama kali dilemparkan ke neraka, siapa mereka?
Pertama, "Laki-laki yang mencari kesyahidan, maka (Allah) memberikan padanya, dan dihadapkan kepada Allah. Lalu Dia bertanya, "Apa yang kau lakukan dengan nikmat itu?" Ia menjawab, "Aku berperang karena Engkau hingga aku terbunuh." Dia berkata, "Engkau bohong, kau berperang agar disebut pemberani, bukankah sudah disebut?". Lalu wajahnya ditarik, dan dilemparkan ke Jahannam. Inilah kaum yang pertama kali dilemparkan ke Jahannam.
Kedua, "Laki-laki yang menuntut ilmu, mengajarkannya, dan membaca Al-Qur'an, maka (Allah) memberikan padanya, dan dia dihadapkan kepadaNya." Kepadanya Allah bertanya, "Apa yang kau lakukan pada nikmat itu?". Ia menjawab, "Ya Tuhanku, aku belajar ilmu karena Engkau, dan membaca Al-Qur'an karena Engkau." Allah menyanggah, "Kau bohong, kau belajar agar disebut alim, bukankah sudah dikatakan? Dan mengajarkan Al-Qur'an agar disebut qari', bukankah sudah dikatakan?". Kemudian Allah memerintah, hingga wajahnya ditarik, dan dilemparkan ke Jahannam.
Ketiga, "Laki-laki yang Allah lapangkan, dan Dia memberinya beragam hart. Lalu Allah memanggilny, "Apa yang kau lakukan pada nikmat itu?" Ia menjawab, "Ya Tuhanku, aku tidak tinggalkansatu jalan pun yang Engkau suka di sana dilakukan infak, kecuali aku berinfak di sana." Allah berkata, "Kamu bohong. Kamu berinfak agar disebut dermawan, bukankah sudah dikatakan?"
Nabi bersabda, "Mereka bertigalah yang pertama kali merasakan neraka Jahannam pada hari kiamat." (HR. Muslim, At-Tirmidzi dan Imam Ahmad).

Hhmmm...saya juga merasa tersindir dengan ungkapan "Keikhlasan itu bagaikan susu yang murni dan tak akan tercampur dengan darah dan kotoran". Jadi maksud ungkapan itu...secara logika, maukah kita minum susu yang berisi campuran yang kotor seperti itu? Apa kita pantas mempersembahkan amal kita pada Allah dengan campuran-campuran yang tidak baik pula? Maksudnya, kita juga mempersembahkan amal ibadah kita pada pihak selainNya..Saya harap kita tidak demikian.

"Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari menyekutukan Engkau sedangkan aku mengetahui, dan aku memohon ampun kepada-Mu terhadap apa-apa yang tidak aku ketahui"


(Ya ampun..hampir saja tulisan ini ke-reset...)

Fayha...adult girl? or child?

Oe-oe-oe...wah..keponakanku lahir bernama Fayha Afra Azizah pada tanggal 13 Februari 2006 dengan selamat. Anehnya...dia lahir di kamar yang sama denganku di RS Islam Pondok Kopi 17 tahun yang lalu. Ckckck...

hampir 1 tahun berlalu...dia sudah "dipindahkan" ke Solo, domisili aslinya.
Saya kurang mengetahui perkembangannya bagaimana..karena terpaut jarak yang cukup jauh..antara Jakarta dan Solo. Namun, saat ia berkunjung ke rumah...dia sulit sekali makan. Entah mengapa, saat saya ajak bermain...dia bersemangat untuk meneruskan makannya hingga habis.

Tepat ketika saya kelas X (1 SMA), saya tinggal satu atap dengan bocah perempuan yang lucu itu.

Tak disangka...waktu berputar begitu cepat. Sekarang dia telah menjajal bangku sekolah. Badannya pun semakin tinggi dan besar. Ia sudah memperlihatkan bakatnya dalam memperhatikan nada. Ia mulai menjadi "banci kamera". Wow, perkembangan yang baik bagi seorang manusia muda.

Ia mulai suka bernyanyi, menari, bahkan senam...hahaha

Mungkin itu dulu prolog dari saya tentang bocah ini, Fayha...

Detik-detik menuju...

Wah...bagi teman-teman yang masih bingung mau mulai belajar dari mana coba aja buat mengunduh soal-soal yang ada di dunia maya...ini linknya
SNMPTN 2008 Kemampuan Dasar
SNMPTN 2008 Kemampuan IPS

kalau ada yang punya info lebih banyak, bisa dibagi di blog ini...

# http://spmblover.18.forumer.com/index.php?showtopic=1207&hl=

Puisi Kontemporer

Malam Membiru

Malam biru tenggelam di antara untaian awan yang suram

Menapaki waktu yang kini AKU singgahi

Di atas kursi kayu ku sandarkan bahu yang LETIH

Fyuuuhh…INGIN rasanya REFLEKSI

Hooaam..rasa KANTUK bergelayut di pelupuk mata

Jari jemari masih asyik menari

Menggenggam alat yang dikatekorikan sebagai teknologi

Tek-tek-tek, jam terus berdetak

Kesunyian ini MENGHANYUTKANKU dalam kelalaian

Ku berbelok dari ketetapan hati ku dulu

KINI aku tersadar

Aku HARUS MENYELESAIKANNYA sekarang, bukan nanti

Yes..Ujianku Sukses (IMPIAN BESAR PARA AKADEMISI)


1. Judul : Yes! Ujianku Sukses

2. Penulis : Fatan Fantastik

3. Ketebalan : 116 hlm

4. Cetakan : Pertama, Juni 2007

5. Penerbit : Pro-U Media

Ujian dalam dunia pendidikan merupakan hal yang lumrah dilaksanakan dan diperdebatkan. Belum lama ini, kontroverial mengenai UAN masih menggema di telinga masyarakat. Segala permasalahan itu terjadi salah satunya karena ketidaksiapan sistem pendidikan (baik dari guru, murid, dll).

Ujian, bagi sebagian orang, bagaikan hantu yang meneror tak kenal waktu. Sebenarnya ujian bukanlah suatu momok bila dihadapi dengan kesiapan dari para siswa. Ujian bak sebuah perang dan siswa sebagai prajuritnya. Apabila telah datang perang menghampiri para prajurit, mau tidak mau prajurit harus menghadapinya. Tak sedikit yang gagal bukan karena materi (hm. 55). Orang-orang yang gagal disebabkan kurangnya kesiapan. Sedangkan prajurit yang penuh dengan kesiapan akan mendapatkan hasil memuaskan dari perang tersebut

Oleh karena itu, ujian digunakan sebagai tolok ukur kemampuan dan penguasaan materi bagi siswa. Namun terkadang hal ini mulai terlupakan. Para siswa resah memikirkan harapannya untuk mendapatkan nilai tinggi dan melakukan segala cara untuk meraihnya. Mulai dari meminta bocoran, membuat contekan, dll. Kemalasan dan menunda pekerjaan muncul menjadi sebab ketidaksiapan dalam ujian. Siswa malas untuk mengulang pelajaran dan melimpahkan ‘tanggung jawab’ pada cara-cara curang tersbut.

Penulis, Fatan Fantastik, seorang trainer lulusan Psikologi UGM yang juga menulis buku Bikin Belajar Selezat Coklat. Ia mengemukakan permasalahan seputar ujian dan solusinya dengan bahasa yang meremaja serta menyuguhkan pembaca dengan kisah-kisah perenungan yang dibawakan dengan menarik.

Buku ini kecil, namun padat kaya informasi. Fatan juga mengajak pembaca melalui buku ini untuk lebih ahli dalam menyikapi pola belajar. Dalam buku ini, akan ditemukan cara-cara menyiasati ujian dan revolusi cara belajar. Siswa dituntut agar berusaha semaksimal mungkin dalam mempersiapkan diri menghadapi ujian, bertawakal dan berdoa. Di buku ini, disediakan doa-doa yang membantu di kala belajar dan ujian. Selain itu, terdapat penuntun langkah dari menuju ujian hingga tiba saatnya ujian.

Ujian harus disikapi dengan jujur dan siap. Bila dilaksanakan dengan baik, niscaya para siswa akan tersenyum puas melihat hasil ujiannya dan akan merubah pola belajarnya dengan baik sesuai dengan dirinya masing-masing.

Ketika Cinta Bertasbih...novel populer Islam




A. Identitas Buku

  1. Judul Buku: Ketika Cinta Bertasbih
  2. Penulis: Habiburarahman El Shirazy
  3. Penerbit: Republika
  4. Cetakan: 2007
  5. Jumlah Halaman: 477 halaman
  6. Tebal Buku: 2 cm
  7. Ukuran Buku: 20,5 cm x 13,5 cm

B. Sinopsis

Seorang mahasiswa peraih beasiswa S1 asal Indonesia, Khairul Azzam, yang memiliki keahlian dalam memasak terpaksa harus memolorkan masa kuliahnya menjadi 9 tahun walaupun ia sempat mendapatkan nilai sempurna di tingkat 1. Azzam mendapatkan amanah yang berat semenjak ayahnya di kampung halaman meninggal dunia. Ia, sebagai anak tertua, harus menanggung kebutuhan keluarganya di kampung dengan cara membuat tempe dan bakso untuk dipasarkan di lingkungan KBRI di Kairo.

Karena Azzam sering bergaul di lingkungan KBRI, akhirnya ia mengenal putri seorang Duta Besar yaitu Eliana Pramesthi Alam. Eliana, seorang gadis cantik dan cerdas lulusan Perancis sempat membuat Azzam jatuh cinta. Namun sifat Eliana mencerminkan hidupnya yang hedonis karena lingkungan Eliana yang jauh dari nilai-nilai Islam. Azzam agak ragu untuk melangkahkan kakinya untuk mendekati Eliana. Azzam teringat pesan pak Ali, seorang supir KBRI, untuk mencari gadis lain saja untuk ia pinang.

Pak Ali berpesan padanya bahwa ada seorang putri cantik seorang Kiai Pesantren bernama Kiai Luthfi Hakim nan sholehah yang lebih pantas bersamanya dibandingkan Eliana yang memiliki sifat yang bertolak belakang dengan Azzam. Gadis yang dimaksud Pak Ali yaitu bernama Anna Althafunnisa, gadis cerdas yang sedang mengambil S-2 di Kuliyyatul Banaat Al Azhar – Cairo. Azzam harus segera melamar Anna sebelum didahului oleh orang lain.

Akhirnya Azzam berkeinginan melamar Anna, walaupun ia belum pernah bertemu dengan Anna. Ia melamar Anna melalui paman Anna yaitu Ustadz Mujab yang sedang berada di Cairo. Namun ternyata gadis yang akan ia lamar telah dilamar terlebih dahulu oleh orang lain. Pria yang telah melamar Anna ternyata Furqon, sahabatnya yang pernah satu atap bersamanya. Furqon, seorang mahasiswa S-2 asal Indonesia yang kaya dan cerdas. Azzam merasa begitu rendah diri pada saat itu. Sayangnya Furqon mendapatkan musibah yaitu penyakit HIV-AIDS yang membuatnya bingung untuk tetap istiqomah atau tidak dalam komitmennya melamar Anna.

Suatu saat, Azzam mendapatkan kabar dari adiknya, Ayyatul Husna, bahwa ia tidak perlu menanggung keuangan keluarga di kampung. Husna telah lulus kuliah dari UNS dan berhasil diterima sebagai psikolog dan penulis. Husna juga mampu membiayai adiknya kuliah D-3 dan adik terakhirnya bersekolah di pesantren. Jadi Azzam dapat meneruskan kuliahnya tanpa beban.

Kerinduan Azzam pada keluarga dan kampung halaman tidak terbendung lagi. Ia bertekad untuk serius dalam belajar dan akhirnya berhasil lulus. Lalu Azzam kembali ke keluarganya di Indonesia.

C. Intrinsik

1. Tema: Romantis Relijius

2. Alur: Campuran

3. Setting:

Sebuah kota di Mesir, bernama Cairo. Setting dalam cerita didominasi oleh keindahan kota metropolis Cairo yang dipenuhi terang-benderangnya lampu kota dan banyaknya bangunan (seperti kampus, slah satunya Universitas Al Azhar). Sebagian cerita juga bersetting di salah satu pantai di Mesir.

Penokohan:

Khairul Azzam: sederhana, pekerja keras, bertanggung jawab, sholeh

Anna Althafunnisa: lembut, sholehah, cerdas

Furqan: cerdas

Eliana: supel, hedonis, cerdas

D. Ekstrinsik

1. Biografi

Habiburrahman el-Shirazy (lahir di Semarang, Jawa Tengah, Kamis, 30 September 1976) adalah sarjana Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir dikenal sebagai dai, novelis, penyair, dan suami dari Muyasaratun Sa’idah. Memulai pendidikan menengahnya di MTs Futuhiyyah 1 Mranggen sambil belajar kitab kuning di Pondok Pesantren Al Anwar, Mranggen, Demak di bawah asuhan K.H. Abdul Bashir Hamzah. Pada tahun 1992 ia merantau ke kota budaya Surakarta untuk belajar di Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK) Surakarta, lulus pada tahun 1995. Setelah itu melanjutkan pengembaraan intelektualnya ke Fakultas Ushuluddin, Jurusan Hadist Universitas Al-Azhar, Kairo dan selesai pada tahun 1999. Pada tahun 2001 lulus Postgraduate Diploma (Pg.D) S2 di The Institute for Islamic Studies di Kairo yang didirikan oleh Imam Al-Baiquri.

Selama di Kairo, ia telah menghasilkan beberapa naskah drama dan menyutradarainya, di antaranya: Wa Islama (1999), Sang Kyai dan Sang Durjana (gubahan atas karya Dr. Yusuf Qardhawi yang berjudul ‘Alim Wa Thaghiyyah, 2000), Darah Syuhada (2000). Tulisannya berjudul, Membaca Insanniyah al Islam dimuat dalam buku Wacana Islam Universal (diterbitkan oleh Kelompok Kajian MISYKATI Kairo, 1998). Berkesempatan menjadi Ketua TIM Kodifikasi dan Editor Antologi Puisi Negeri Seribu Menara Nafas Peradaban (diterbitkan oleh ICMI Orsat Kairo)

Beberapa karya terjemahan yang telah ia hasilkan seperti Ar-Rasul (GIP, 2001), Biografi Umar bin Abdul Aziz (GIP, 2002), Menyucikan Jiwa (GIP, 2005), Rihlah ilallah (Era Intermedia, 2004), dll. Cerpen-cerpennya dimuat dalam antologi Ketika Duka Tersenyum (FBA, 2001), Merah di Jenin (FBA, 2002), Ketika Cinta Menemukanmu (GIP, 2004), dll.

Beberapa karya terjemahan yang telah ia hasilkan seperti Ar-Rasul (GIP, 2001), Biografi Umar bin Abdul Aziz (GIP, 2002), Menyucikan Jiwa (GIP, 2005), Rihlah ilallah (Era Intermedia, 2004), dll. Cerpen-cerpennya dimuat dalam antologi Ketika Duka Tersenyum (FBA, 2001), Merah di Jenin (FBA, 2002), Ketika Cinta Menemukanmu (GIP, 2004), dll.

Karya-karyanya banyak diminati tak hanya di Indonesia, tapi juga negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Brunei. Karya-karya fiksinya dinilai dapat membangun jiwa dan menumbuhkan semangat berprestasi pembaca. Diantara karya-karyanya yang telah beredar dipasaran adalah Ayat-Ayat Cinta (telah dibuat versi filmnya, 2004), Di Atas Sajadah Cinta (telah disinetronkan Trans TV, 2004), Ketika Cinta Berbuah Surga (2005), Pudarnya Pesona Cleopatra (2005), Ketika Cinta Bertasbih 1 (2007), Ketika Cinta Bertasbih 2 (Desember, 2007) dan Dalam Mihrab Cinta (2007). Kini sedang merampungkan Langit Makkah Berwarna Merah, Bidadari Bermata Bening, dan Bulan Madu di Yerussalem. (disadur dari Wikipedia.com)

2. Latar Belakang Sejarah dan Sosial

Cerita dalam novel Ketika Cinta Bertasbih berlatar belakang di Mesir. Kisah hidup seorang pemuda Indonesia yang belajar di Universitas Al Azhar. Azzam, nama tokoh utama dalam novel ini. Ia memiliki kesulitan hidup yang membuatnya terombang-ambing dalam cobaan hidupnya.

Kang Abik, sang pengarang, menulis cerita ini berdasarkan pengalaman hidupnya yang pernah bersekolah di Universitas Al Azhar. Ia menuliskan banyak cerita yang menggambarkan hidup seorang lelaki Indonesia. Sebagai contoh, novelnya yang lain yaitu Ayat-ayat Cinta. (profil diambil dari novel Habiburahman El Shirazy)

Video Klip yang OK

Beberapa waktu lalu, baru aja dapet video klip Mocca yang bagus banget. Lagu ini pas banget buat kamu yang baru lulus-lulusan atau yang udah lama melewati masa lulus-lulusan. Untuk lebih mengenang dan mengingat masa bahagia itu. Terutama di masa sekolah. Kalo mau lihat, monggo...



Cerpen: SISSY, CEWEK PENYESALAN

Sepoi angin siang yang panas menerpa wajah bersih milik seorang pemuda bernama Dika. Dedaunan kering berjatuhan menerpa bahu jalan yang sedang Dika lewati. Dengan topinya, ia berusaha menutupi wajahnya dari teriknya matahari kemarau. Sialnya, siang itu adalah siang di bulan puasa. Tak ada setetes air yang menyegarkan tenggorokannya yang kering.

Dika mematung di tepi jalan Salemba Raya. Seperti biasa, ia menunggu mikrolet jurusan Kampung Melayu-Senen untuk mengikuti bimbingan belajar di daerah Kenari. Hari ini ia akan melunaskan angsuran pembayarannya. Mama menitipkan tiga ratus rupiah pada Dika.

Niatnya untuk mengikuti bimbel, kini telah terkikis sedikit demi sedikit. Sudah cukup lama ia menunggu, mungkin hampir 1 jam. Tak biasanya ia menunggu lama seperti ini. Parfum yang tadi menyerebak mengelilingi tubuhnya, kini bercampur dengan keringat yang mengucur deras setetes demi setetes membasahi sekujur tubuhnya.

Saat matanya tajam menatap jalanan, tiba-tiba sudut matanya melihat sesosok makhluk yang membuat saraf tubuhnya merinding.

“Waaahhh…”, bisiknya.

Seorang gadis berambut panjang terurai melesat perlahan melewati Dika dengan harum tubuhnya yang menggoda. Baju merah sang gadis yang melambai tersapu angin juga membuat Dika semakin tergoda. Tiba-tiba gadis itu terdiam dan berdiri di samping Dika. Dika menjadi salah tingkah dibuatnya.

“Waduh, panas-panas begini, malah ketiban duren. Hehehehe…”, Dika berbicara dalam hati sambil cengar-cengir layaknya orang gila.

Dika yang telah mematung sejak lama kini lumer seperti lilin yang terbakar api. Tapi api yang berkobar sekarang bukan api biasa, melainkan api asmara.

“Hhmm…Gile ini cewek, cakeeep bangeeett”

“Eh, sorry, tadi kamu ngomong apa?”, gadis rambut panjang mulai bersuara.

Hening.

“Hei! Kamu denger nggak?”, gadis tadi menegur Dika.

“Ngha? Ha?”, tulalit benar ini si Dika, baru juga ditegur, sudah linglung.

Jantungnya berdetak lebih cepat. Keringatnya semakin deras membasahi tubuhnya yang semakin bau. Nampaknya Dika belum tersadar juga. Ia masih terpana dan mengalami keringat dingin. Setelah satu menit, Dika akhirnya tersadar dikarenakan bau tubuhnya yang tidak sedap. Hal pertama yang ia lakukan yaitu menyemprot parfum super wangi ke tubuhnya lagi. Mungkin pikirnya, “Malu dong, ganteng-ganteng begini bau kambing. Kambing aja ogah.”

“Tadi apa? Bisa diulang pertanyaannya?”

Gadis rambut panjang tersenyum sangat manis pada Dika, lalu berkata “Barusan kamu ngomong apa? Kamu ngomong ke aku kan?”

“Oh…itu…”, Dika merasa agak tenang.

“Tadi aku bilang kalau angkotnya lama banget. Aku udah nunggu sekitar satu jam di sini.”

“Yah, terus gimana dong ? Aku nggak mau kepanasan di sini…”

“Oh ya, namaku Sissy.”

“Sissy…Aku Dika.”

“Aku mau ke Atrium nih. Tapi aku bingung ke sana naik apa. Kamu tau nggak?”, Sissy membuka topik pembicaraan denga Dika.

“Tauu..Naik mikrolet M01 aja.”

“Oooo…”

“Aku baru sadar, tujuan kita sama.”, Dika berbohong.

“Ah, serius?”, Sissy setengah percaya.

“Serius!”, Dika meyakinkan dengan penuh semangat.

“Terus kalo lama begini, tetep mau naik mikrolet ?”, tanya Sissy.

“Hhhmm, gimana ya ? Ya, nggak lah! Naik taksi dong!”, Dika menjawab dengan gengsi.

“Kamu mau ikutan nggak?”, Dika menawarkan secara antusias pada Sissy.

“Mau.”, Sissy menjawab dengan pasti.

Akhirnya sebuah taksi yang meluncur di muka jalan berhenti menghampiri mereka berdua. Dika dan Sissy pergi bersama menuju Atrium Mall. Walaupun mereka baru saja berkenalan, keduanya akrab seperti sepasang teman lama. Mereka menceritakan tentang kehidupannya masing-masing. Tak disangka, ternyata Dika dan Sissy adalah teman sekelas sewaktu TK. Hal itu menunjukkan usia Sissy sepantar dengan Dika.

***

Pukul 13.30 Dika dan Sissy sampai di Atrium Mall. Seharusnya pada pukul 13.30 Dika sudah berada di kelas bimbingan belajar dan sudah membayarkan angsuran pembayaran titipan mama. Tapi sayang, semua rencana Dika bubar dikarenakan seorang gadis asing. Di bulan Ramadhan seperti ini, ia telah mengkhianati mamanya.

Aroma restoran fast food menyeruak dan terhirup oleh hidung Dika. Perut yang telah puasa sejak subuh tiba-tiba mengeluarkan bunyi keroncongan. Merayap di sela-sela usus dan terasa begitu masam. Lidah Dika mulai menggeliat, mulutnya pun mengeluarkan liur kelaparan.

”Dika, laper nggak ?”, pertanyaan Sissy mengagetkan Dika.

”Sebenarnya...iya, Sissy.”

”Makan yuk!”

”Haah!!”, Dika merasa sangat kaget dengan pernyataan Sissy.

”Kamu puasa nggak? Aku lagi nggak puasa nih”

”Aku...puas..Eh, aku nggak puasa kok. Yuk makan!”, terpaksa Dika berbohong untuk mencuri waktu bersama Sissy.

Mereka langsung meluncur ke sebuah restoran cepat saji. Di sana, Sissy memesan banyak jenis makanan. Namun, semua makanan yang telah Sissy pesan, tidak ia habiskan.

Sorry, Dika, aku suka semua makanan ini. Tapi aku lupa, aku kan lagi diet. Kamu yang ngabisin ya...Please. Aku nggak mau gemuk.”

”Gimana ya...sayang lagi...”

”Ayo lah Dika... Aku nggak mau gemuk”

”Ya udah deh. Daripada mubazir.”

Selama 1 jam Dika berusaha menghabiskan makanan sisa dari Sissy. Dika hanya memesan es teh saja. Semua yang mereka pesan, sepenuhnya Dika bayar. Entah mengapa, ia ingin terlihat hebat di hadapan gadis yang satu ini. Ia menghabiskan seratus lima puluh ribu di restoran ini.

Setelah membatalkan puasa di restoran bersama Sissy, Dika berniat ke toko buku. Ternyata Sissy memiliki rencana yang sama. Sissy ingin membeli novel teenlit terbaru. Selama 2 jam mereka mencari buku. Sesampainya di kasir...

“Totalnya seratus ribu.”, seorang kasir menyebutkan nominal harga novel yang dibeli Sissy.

Saat Sissy akan mengeluarkan uang dari dompetnya, Dika melarangnya.

”Ini, Mba.”, Dika lagi-lagi mentraktir Sissy. Sissy hanya diam sambil mesam-mesem kegirangan.

Tepat pukul 5 sore. Mereka sudah keluar dari Atrium Mall. Hendak menunggu kendaraan di halte bus. Sissy bolak-balik menerima telepon. Dika diacuhkan oleh Sissy. Padahal Dika melakukan banyak pengorbanan pada hari ini demi ngegebet Sissy.

“Dika, aku pulang ya.”

“Sissy, kok cepet banget ? Kan kita ngobrolnya baru sebentar.”

”Ya udah, ini aku catetin alamat sama nomor handphone-ku. Aku minta juga. Boleh kan ?”

Dika dan Sissy saling memberi alamat dan nomor telepon.

Thanks banget ya. Aku nggak pernah ketemu cowok kayak kamu. Baiiiiii..iiikk bangeee..ttt.”

”Aduh, aku jadi nggak enak nih. Aku juga nggak pernah ketemu cewek kayak kamu. Cantik banget.”

”Tin..tin..”, suara klakson sebuah mobil mewah yang berhenti di depan mereka berdua.

”Ayo dong, sayang, naik. Udah sore nih.”, seorang cowok keren memakai sun glasses bermerek Calvin Klein mengajak Sissy masuk ke mobilnya.

“Oke!”, Sissy menjawab dan ngibrit masuk ke dalam mobil.

“Daaa…aaaah….. Dikaaaa!!”, ucapan terakhir Sissy pada Dika.

”Haah!! Sialan banget!!!”, Dika kaget setengah mati melihat Sissy mencampakkannya begitu saja dan pergi bersama laki-laki keren itu. Ia langsung merobek kertas alamat dan nomor telepon yang diberikan Sissy tadi.

Dika lemas seketika dan berharap semua yang hari ini ia lakukan adalah mimpi. Ia merasa bodoh dan menjadi pecundang hanya karena seorang gadis yang baru saja ia kenal. Walaupun Sissy mengaku pernah sekelas dengan Dika sewaktu TK. Ia bingung harus menjawab apa bila ditanya mamanya. Dika juga merasa bersalah karena telah membatalkan puasanya. Uangnya kini hanya lima ribu rupiah.

***

Sudah sebulan tragedi Sissy menimpa Dika. Ia terpaksa berbohong pada mamanya. Dika mencari alasan lain, ia mengaku uangnya dijambret orang. Tidak logis memang. Tapi karena Dika anak semata wayang dan kesayang mama, jadi mamanya percaya saja dengan pengakuan Dika yang aneh.

Dika gagal menggaet Sissy dan Dika tidak jadi mengikuti les. Mamanya tidak punya uang lagi. Keluarga Dika bukanlah keluarga yang berada. Papanya telah wafat sewaktu Dika berumur 8 tahun. Mamanya yang menjadi tulang punggung keluarga dengan bekerja sebagai penjahit.

Tapi Dika tidak ingin jauh dari pergaulan dikarenakan latar belakangnya yang tidak cerah. Ia berusaha mati-matian berdandan dan berlagak layaknya kaum borju. Maka tidak heran, banyak gadis membuat antrian panjang demi merebut hati Dika yang terlihat kaya.

Satu minggu ini, mama Dika pulang kampung. Nenek sedang sakit keras. Jadi, Dika harus tinggal sendiri di rumah. Ia bingung ingin melakukan apa di rumah. Sebenarnya ia ingin mengusir rasa bosan dengan ngobrol lewat handphone bersama sahabatnya. Tapi sayang, Dika jarang mengisi pulsa. Jadi terpaksa ia bengong di teras rumahnya. Tiba-tiba handphone-nya berdering. Seorang gadis yang menelepon.

“Hai, Dika. Masih inget sama aku nggak ?”

”Siapa ya ? Sorry, lupa.”

”Ini Sissy.”

Mendengar nama Sissy, Dika langsung menutup pembicaraan. Trauma rasanya. Beberapa detik kemudian, nomor telepon yang sama menelepon Dika. Dika diamkan handphone-nya berdering. Ia enggan mengangkatnya. Tapi, ada rasa ragu di hatinya. Setelah berpikir berkali-kali, ia angkat telepon dari Sissy.

”Dika marah sama Sissy ya ? Kok tadi dimatiin ?”

”Emang!”, Dika menjawab ketus.

”Pasti gara-gara sore itu ya ? Sissy ninggalin Dika begitu aja.”

”Iya!”, Dika masih menjawab ketus.

”Maaf banget ya. Soalnya Sissy udah dijemput. Nggak bisa lama-lama.”

”Dijemput siapa ? Oh, Dika inget. Cowok tajir itu kan!”

”Dika jangan marah. Cowok itu kakaknya Sissy. Sissy nggak mau bikin Dika marah. Maaf ya...”

”Oooo..”

”Dika nggak marah kan ?”

”Iya, iya. Dika maafin.”

”Eh, Dika. Udah lama nih kita nggak ketemu. Mau ketemuan lagi nggak ?”

”Eeeehh...Gimana ya ?”

”Sissy ulang tahun loh minggu depan. Dika dateng ya.”

”Iya. Dika dateng.”

See you!“

Tut. Pembicaraan berhenti. Dika baru ingat sesuatu. Ia tidak punya alamat dan nomor telepon Sissy lagi. Ia masih bingung, Sissy merayakan ulang tahunnya di mana.

Dika mencoba pergi ke wartel dan menghubungi nomor telepon yang tertera di handphone-nya. Mungkin saja itu nomor telepon Sissy.

Sesampainya di wartel, ia mencoba menghubungi Sissy. Gagal. Tidak ada yang mengangkat. Ia coba lagi. Berkali-kali. Akhirnya, tersambung juga dengan nomor yang dituju. Telepon diangkat dan ternyata nomor yang Dika hubungi bukanlah nomor telepon Sissy melainkan nomor telepon wartel tempat Dika menelepon. Dika bingung.

Dika berusaha memutar otak agar bertemu lagi dengan Sissy.

„Oh, iya. Sissy bilang dia suka main ke Atrium Mall tiap weekend. Gue ke sana aja kali ya… Mungkin aja ketemu lagi sama Sissy.”

Dengan bermodalkan tiga ribu rupiah, Dika pergi ke Atrium Mall. Di sana, ia kebingungan mencari sosok Sissy. Selama 1 jam Dika mengelilingi mall tersebut. Dika kelelahan. Ia termangu di tepi eskalator. Dika tersadar. Ada Sissy di salon. Sissy lalu keluar dari salon itu dan menuju ke pintu keluar. Sissy tidak sendiri. Ia bersama seorang pria setengah baya. Tingkah laku Sissy dan pria tadi terlihat aneh. Tidak terlihat seperti ayah dan anak. Mereka terlihat seperti sepasang kekasih. Dika terus menmbuntuti Sissy dan pria itu. Dika merengut keheranan.

”Jduk!”, Dika menabrak kaca di pintu keluar dan terjatuh. Ia tidak melihat ada kaca karena terlalu fokus mengikuti Sissy.

Setelah mampu berdiri, Dika hendak mengejar langkah Sissy yang telah jauh. Sissy sudah masuk ke dalam mobil Jaguar berwarna hitam. Dika terus melihat kepergian Sissy. Dika terus memperhatikan nomor polisi mobil yang Sissy naiki. Tak ada yang bisa Dika lakukan lagi. Ia hanya bisa diam. Apa daya tangan tak sampai. Dika lalu pulang dengan tangan hampa.

***

Dengan langkah yang gontai, Dika turun dari mikrolet dan turun di depan gang rumahnya. Keringat dan air mata bercucuran membasahi tubuhnya, diikuti gerimis yang turun sore ini. Hati Dika juga gerimis. Patah hati. Harapannya untuk mendapatkan gadis gebetannya, Sissy, telah pupus.

Saat melangkah selama sepuluh menit, Dika menemukan mobil yang tadi Sissy naiki. Dika mengecek nomor polisinya. Ternyata sesuai. Beberapa detik kemudian, mobil itu pergi meninggalkan wartel yang tadi Dika datangi.

”Kok, Sissy, ada di sini. Ini kan wartel yang gue datengin. Ah, nggak mungkin. Mendingan gue pulang aja.“

***

Dika dengan segera berjalan menuju rumahnya. Ia baru ingat, rumahnya belum dikunci. Pintu rumahnya masih terbuka.

Sungguh terkejut Dika, melihat isi rumahnya yang sedikit kini bertambah kosong. Televisi dan mesin jahit mama hilang. Ada pencuri !

Dika panik dan berlari menuju wartel. Dika hendak melapor polisi. Tapi wartel yang ia datangi tadi tutup. Ia bingung.

Ia menggedor pintu wartel. Berkali-kali. Tiba-tiba seorang gadis keluar dan melihat Dika dengan heran. Sissy!

„Dika, kok ada di sini ?“

“Ada juga Dika yang tanya. Sissy kenapa ada di wartel ini ?”

“Sissy tinggal di wartel ini.”

“Kok aneh. Sissy kan orang kaya. Kenapa tinggal di kampung miskin begini ?”

“Ehm, panjang ceritanya.”

Sejenak Dika lupa kalau dia hendak melapor polisi. Ia begitu terlena dengan Sissy sehingga melupakan tujuan awalnya.

”Ayo, cerita dong.”, Dika memaksa.

“Jangan di sini. Masuk yuk!

Sissy mengajak Dika masuk ke dalam wartel. Sissy terlihat agak lusuh kali ini.

„ Dika, maaf ya.“

„Ngapain minta maaf ?“

„ Sissy udah ngeboongin Dika. Udah manfaatin Dika. Udah manfaatin banyak laki-laki.“

”Apa sih ? Dika nggak ngerti ?”, Dika berlagak bodoh.

„ Iya. Jadi, Sissy manfaatin kecantikan Sissy buat ngerogoh dompet cowok-cowok tajir. Termasuk Dika.“

„ Apa ???!!“, Dika kaget.

„ Sissy manfaatin keadaan sebenarnya. Bukan niat dari awal. Sissy cuma nemenin jalan-jalan aja kok. Nggak lebih. Jadi Dika jangan mikir macem-macem.”

” Oke. Terus, Oom-oom tadi itu ?”
” Dika kok tau ??”

” Tadi Dika ngeliat Sissy di Atrium.”

” Sama kayak yang lain. Sissy baru kenalan.”

” Terus, cowok keren yang pake sun glasses ??”

” Itu pacar Sissy. Tapi sekarang udah putus. Sorry kalo Sissy bo’ong. Soalnya Sissy masih berharap bisa ketemu Dika lagi.”

”Jadi, berlagak ngundang di acara ulang tahun. Buat manfaatin untuk kedua kalinya. Gitu ???!!??”

Dika geram. Ia mendorong Sissy hingga terjatuh. Dika keluar dari wartel Sissy dan menabrak seorang ibu.

Masya Allah ! Dika, ngapain kamu nabrak mama ?”

” Maaf , Ma. Nggak sengaja. Dika mau pulang.”

„ Eh, jangan pulang dulu.“, mama menghentikan langkah Dika.

„ Ada apa lagi, Ma ?“

„ Ambil TV sama mesin jahit Mama di tempat servis bang Korim.“

„ Hah ??? Servis ??“

„Eh, kamu kaget ya ? Maafin Mama ya. Tadi Mama asal bawa aja. Nggak bilang-bilang kamu dulu. Soalnya buru-buru mau dijual buat nebus biaya rumah sakit nenek.

„Harusnya Dika yang minta maaf. Tadi Dika kira barang-barangnya dicuri maling. Dika lupa ngunci pintu. Nggak nyangka banget kalo Mama udah pulang.”

“ Lain kali jangan teledor lagi ya.Mama minta doa kamu ya supaya nenek nggak sakit lagi”

” Iya. Dika juga nggak mau nenek sakit. Hhhmm...Ma, Dika mau jujur nih. Tapi Mama jangan marah...“

„Apa dulu ?“

„Uang yang waktu itu buat bayar les, hilangnya bukan karena dijambret orang. Tapi Dika yang jajanin. Dika batalin puasa juga.“

Astaghfirullah, Dika !!“, mama sangat kaget dan terjatuh lemas.

Dika menyesal telah jujur pada mama. Ia secara tidak langsung membangkitkan penyakit darah tinggi mama. Setelah dilarikan ke rumah sakit, penyakit mama terdeteksi begitu buas dan menyebabkan mama meninggal seketika karena penyakit jantung dan darah tinggi. Dika hanya bisa menangis sesugukan di koridor RSCM dan terus memikirkan dari mana ia melunasi biaya pemakaman mamanya nanti. Seandainya ia tidak bertemu dengan Sissy. Seandainya ia tidak berlagak hebat dan borju. Mungkin semua yang menyesakkan tak akan terjadi. Sungguh penyesalan memang selalu terjadi belakangan.

***


Pinterest Gallery

Pages

Sponsor


widget