Is It The Right Way to Find Your Soulmate?

"How far should a person go in the name of true love?"
-Nicholas Sparks (The Choice)-

Kawan, ada sebuah cuplikan video yang saya pikir begitu menawan. Suatu saat saya pernah menonton video animasi berjudul "UP". Kisah ini memang fiktif, namun ternyata ada banyak hikmah-hikmah kecil yang didapat dan bisa kita aplikasikan dalam kehidupan...salah satunya ialah tentang "Married Life". Nah, ini dia cuplikannya...



Bagaimana? Harmonis bukan?
Rasanya walau hujan badai atau pun langit cerah sekali pun mereka tetap saling mendukung tuh...nah loh.
Apa iya mereka berdua soulmate?? Apakah untuk menjadi soulmate kita harus memenuhi segitiga cinta Mr. Stenberg (consummate love)??




Yak, itu dia tadi introduksi yang bisa saya antarkan pada kalian untuk lanjut ke pembahasan selanjutnya..yaitu...SOULMATE!

Beberapa hari lalu Departemen Pendidikan dan Keilmuan BEM Psikologi mengadakan acara yaitu KATARSIS (Kajian Ringan Seputar Psikologis) dan judul yang diambil adalah "SOULMATE: FINDING OR MAKING?". Pembicaranya yang membawa kajian pada saat itu mbak ani (Eko Handayani), dosen psikologi dan psikolog anak. Saya rasa pembahasan ini pas sekali dengan tugas perkembangan seorang mahasiswa kebanyakan..You know lah~

dan ini dia...
ada beberapa torehan yang saya tulis yang pada awalnya hanya notulensi-notulensi acara biasa..
Check it out!

Apa sih soulmate itu?? Pada tau ga??

Menurut http://www.urbandictionary.com/define.php?term=soulmate, soulmate is...
1.
The one person who can always make you smile, who shares your hopes and dreams, who makes you whole. Folklore claims that when a soul decends to earth it splits in two, each half of the soul inhabiting a seperate body. These two people are forever after 'soulmates,' and will never be complete until they find one another.

2. dan ada definisi-definisi lainnya...

Nah, sekarang, masalahnya adalah...Soulmate: finding or making or waiting??

Sebelumnya saya ingin tahu dulu..kenapa kita butuh soulmate?

Pertama, karena tugas dari seorang dewasa adalah mencari cinta (Adulthood's virtue: LOVE)
lalu tujuan lainnya dari soulmate itu apa??

mbak ani bilang ialah "for getting the right person, having happy dating, getting successful married, having life satisfaction…Harapan terakhir dari pencarian soulmate ialah mendapatkan pasangan dunia-akhirat"

Ada beberapa tipe dalam bahasan soulmate ini...

1. 11. Soulmate finding

oraorang-orang yang memiliki tipe ini berarti memiliki kriteria soulmate yang dicari. Pada saat katarsis, mbak ani pun akhirnya membagikan kertas isian yang dipenuhi oleh bagan-bagan kriteria soulmate yang sudah tersedia jawabannya dan peserta hanya tinggal menilainya dengan angka-angka. Angka tersebut ternyata menunjukkan skala yaitu "harus", "penting", dan "suka"..Jika peserta menjawab mayoritas adalah "harus", diduga akan lebih susah untuk mendapatkan soulmate dibandingkan orang yg menjawab mayoritas "penting" atau "suka" terhadap pilihan jawaban tersebut..tapi wallahualam juga si :P

2. Lalu ada juga tipe making dan waiting...yah, di sini saya ga mau cerita panjang lebar juga si...
pasti dari artinya udah pada bisa nebak kan...

kalau tipe making yg saya tangkap ialah mencari soulmate yang sesuai dengan kriteria yang kita buat tadi dan bukan sekadar menemukan...(correct me if I'm wrong)
lalu, untuk yang tipe waiting...ya, berarti menunggu dan hanya menjawab..
orang-orang ini biasanya cenderung submisif dalam bersikap. Nah nah nah...

Mbak ani pun bertanya, "bagaimana kamu tahu bahwa orang yang kamu tunggu itu "the right person"? "

Itu pun belum terjawab dengan jelas dalam pertemuan itu..

Ternyata ada kabar yang bilang bahwa soulmate bukan lah finding, namun "BEING". Tahu ga maksudnya? Ya, saya akan jelaskan dengan sebuah kalimat yang mungkin bisa menjelaskannya

"Untuk mendapatkan the right person, maka jadi lah the right person terlebih dahulu". Kalau dalam bahasan di Islam yaitu berusahalah untuk sekufu (haduh, apa deh..) :D

Karena sesungguhnya laki-laki yang baik untuk perempuan yang baik dan perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik pula. Hal tersebut berlaku sebaliknya..

Sekufu bukan berarti harus seakidah saja...banyak hal => pendidikan, visi-misi hidup, dsb
True love adalah kata yang tepat kayaknya nih untuk bahasan soulmate ini..tapi ternyata true love bukan seperti membeli kucing dalam karung. Untuk mendapatkan soulmate itu, silakan dilihat lagi apa iya dia benar-benar "pas"?? (ciee..haha)

Ada seorang teman yang mengumpamakan soulmate seperti sebuah baju...Boleh saja kita berkeinginan membeli baju yang paling indah di toko, terlebih jika kita bisa mendapatkannya. Tapi coba periksa lagi...apakah baju yang kita beli dan sudah kita bawa ke rumah itu memang benar-benar sesuai untuk kita?? Sudah yakin tidak salah ukuran??
Nah, sudah agak sedikit paham kan??! Mau seperti apa pun caramu mendapatkan soulmate..coba silahkan cek lagi "ukurannya" dan bukan hanya melihat "warna dan modelnya" saja.
Tentu jangan terlalu panik dan berpikiran bahwa "Jodoh kan sudah ditakdirkan, lalu saya khawatir jika saya mendapatkan seseorang yang tidak baik..ini tidak adil bukan??"
Ada sebuah perkataan yang menarik..."Allah itu maha adil..di saat kamu dalam keadaan baik dan terus memperbaiki diri, Allah pun akan mengupayakan agar soulmatemu itu mendapatkan kesempatan kebaikan yang sama dan bisa memperbaiki dirinya". Jikalau memang "dia" tidak menunjukkan kebaikan itu ketika kamu ada di "pelayaran", anggaplah semua itu ujian untukmu untuk mendapatkan cinta yang lebih besar dan peningkatan derajat imanmu.

Lalu bila soulmate itu telah kau temukan dan kau yakin akan dirinya, insya Allah akan ada marital satisfaction (kepuasan pernikahan) yang kau dapat. Untuk mendapat marital satisfaction perlu diperhatikan bahwa kita harus menjadikan diri bertanggung jawab untuk menjadi pasangan yang bertanggung jawab. Ya, menjalankan peran dengan harmonis!

True love bukan sehari-dua hari, namun selamanya.. dan "jadikan lah pohon yang tumbuh semakin tua yang akan menjadi saksi cinta ini".

Oke, pembahasan dari mba Ani segitu dulu...di bawah ini saya tambahkan beberapa pertanyaan dan jawaban pembicara terkait soulmate :)

a. Do you believe love at the first sight?

Perlu diketahui bahwa cinta ini didasari oleh ketertarikan fisik karena hal lain selain fisik tidak dapat diketahui dalam waktu yang sangat singkat. Biasanya yang mengalaminya adalah kaum lelaki yang punya peluang lebih banyak untuk jatuh cinta karena ketertarikan fisik.
Dari love at the first sight ini kita masih bisa mendapat soulmate ...caranya: kenali lebih dalam dan pertimbangkan segalanya (sesuai atau tidaknya).

info tambahan mengatakan bahwa seseorang dalam memilih pacar dan memilih spouse (suami atau istri) pun berbeda..kecenderungan dalam melihat keutamaan fisik ialah dalam urusan memilih pacar. So, dalam memilih spouse pertimbangannya lebih banyak loh!

b. Bagaimana cinta kita dengan soulmate jika adanya LDR (long distance relationship) ?

Oh ya, ini hal yang penting bagi pasangan yang sudah berumah tangga. Jangan terlalu lama berpisah secara fisik karena secara fitrahnya manusia menyukai hal konkret (termasuk menyukai sentuhan). Bukan hanya itu, dari LDR akan ada sesuatu yng tidak didapat. Ingat ingat...ada bahaya "rumput tetangga terlihat lebih hijau" juga ya.

Yaa..sebelum memutuskan untuk LDR, mari kita kaji lagi yuk! Cinta yang ideal itu butuh intimacy, passion, dan commitment loohh katanya si Mr. Stenberg. Kalau kita memutuskan untuk LDR berarti faktor intimacy pun terasa pincang bukan?!

Oia..kadang di saat sebelum menikah, hal yang baik saja yang terlihat. Ternyata penyesalan pun datang terlambat...tidak semua yang kita lihat saat sebelum menikah ditampilkan secara genuine. Begitu pula saat kita melihat soulmate kita bukan orang yang tepat dan pada akhirnya kita memutuskan mencari soulmate kita yang sesungguhnya. Disadari atau tidak disadari bahwa keputusan untuk memiliki soulmate atau menikah merupakan keputusan untuk menerima seseorang yang satu paket. Satu paket berarti memiliki kekurangan dan kelebihan yang harus kita terima. Intinya, berikan yang terbaik dan semua kebaikan pun akan mengikutinya.

Q: Lalu bagaimana dengan orang yang memilih untuk tidak menikah?
A: yap, semua ada konsekuensinya..
mereka tidak perlu repot dalam mengurusi permasalahan rumah tangga, perizinan, dsb. Tapi ternyata kadang kala mereka butuh teman berbagi kisah hidup yang pada kenyataannya tak mereka miliki.

Yup, ini dia penutupnya..
soulmate itu bisa memiliki peran yang berbeda-beda sesuai situasi dan kondisi. Yang terpenting ialah soulmate merupakan seseorang yang sesuai untuk bisa saling berbagi mimpi dan segalanya. Untuk mendapatkan soulmate yang ideal ialah tentukan identitas dan kriteria sendiri. Tapi perlu diingat bahwa kita jangan terlalu banyak menuntut...intinya, perbaikan diri :D
Tak perlu khawatir juga...perbedaan tidak terlalu bermasalah jika dari perbedaan itu bisa berguna untuk saling melengkapi dan menutupi kelemahan. Terakhir, untuk finding/making/being/waiting soulmate, kita HARUS dekat pada sang pemilik hati yaitu Allah SWT.

"A soulmate is someone who has locks that fit our keys, and keys to fit our locks. When we feel safe enough to open the locks, our truest selves step out and we can be completely and honestly who we are; we can be loved for who we are and not for who we’re pretending to be. Each unveils the best part of the other. No matter what else goes wrong around us, with that one person we’re safe in our own paradise. Our soulmate is someone who shares our deepest longings, our sense of direction. When we’re two balloons, and together our direction is up, chances are we’ve found the right person. Our soulmate is the one who makes life come to life. "
-Richard Bach-

3 komentar:

  1. terlepas kita tidak tahu siapa soulmate kita nanti, ada gak pertanda atau something yg membuat kita 'mengetahui' menurut ilmu psikologi bahwa dia adalah soulmate kita?

    ReplyDelete
  2. widih..kok anonim -,-
    sebenarnya ada aja sih kalo menurut common sense (pengetahuan awam)saya

    ReplyDelete

Cantumkan nama Anda ya sebelum berkomentar..

Pinterest Gallery

Pages

Sponsor


widget